Green
Architecture atau
sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang
minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta
minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso
Karyono, 2010)
Green
arsitektur
Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan
eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan
lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer
ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan
pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble development)
tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini
tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.
Keberlanjutan
terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi,
sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan
memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan.
Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang
berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang
menggunakan konsep Green Architecture.
Prinsip-prinsip Green
Architecture
Penjabaran
prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain
green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green
Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving
Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal
apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin
menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat
beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih
jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara
mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk
memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar
dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan
alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap
dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan
arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang
intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol
penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya
sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
4. Menggunakan Sunscreen pada
jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas
yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah
tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan,
semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui
lubang ventilasi.
7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat
pendingin (AC) dan lift.
2. Working with
Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui
pendekatan green architecture bangunan beradaptasi
dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim
dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan,
misalnya dengan cara:
1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
2. Menggunakan sistem air pump dan cros
ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam
ruangan.
3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur
iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian
bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai
kebutuhan.
3. Respect for
Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu
pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan
bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak
lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat
desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil,
yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
3. Menggunakan material lokal dan material yang
tidak merusak lingkungan.
4. Respect for
User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai
dan green architecture mempunyai keterkaitan yang
sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi
pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New
Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan
seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan
penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan
kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian
mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses
perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya
tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar
parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu,
sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang
ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
Ini Beberapa Konsep Bangunan Go Green Masa Depan
The Modern Design of High Rise Building with Garden di Cina
MAD Architects telah merancang model bangunan yang akan berlokasi di Chonquing,
Cina. Bangunan tinggi ini bukan desain bangunan kaku biasa. Ini adalah ide
inovatif dalam desain bangunan. Bangunan futuristik dihubungkan oleh sebuah
struktur silinder inti, setiap lantai telah ditempatkan sedikit dari pusat,
memberikan tampilan gedung ini unik.
Konsep dari susunan lantai menciptakan persepsi bahwa setiap lantai mengambang
di atas yang lain. Di sini, di gedung ini, sifat dan kota metropolis perkotaan
pencampuran menjadi hutan kota. Taman balkon adalah ide besar desain bangunan
ramah lingkungan.
The Interlace
Residential Building di Singapore
The Interlace terdiri dari tiga puluh satu blok apartemen. Setiap blok memiliki
enam lantai dan panjangnya identik. Blok ini ditumpuk dalam susunan heksagonal
sekitar delapan halaman terbuka dan permeable skala besar. Bangunan hunian
kontemporer ini terletak di situs delapan hektar di pegunungan hijau Selatan.
Area situs 81.000 m2 untuk program ini: 1.040 asrama di 144.000 m2; clubhouse
perumahan / fasilitas 1.500 m2; ritel 500m2; tambahan / core / MEP 24.000 m2;
parkir bawah tanah 2.600 ruang. Total area lantai dibangun 170.000 m2. Tinggi
blok perumahan adalah 83m dengan 24 lantai atas dan satu ruang bawah tanah
dengan dimensi 16,5 x 70m. OMA Architects telah merancang bangunan tinggi
mengingat fitur kesinambungan melalui analisis mendalam dari matahari, angin,
dan kondisi iklim mikro dan integrasi strategi energi rendah dampak
pasif.
Vertical Village -Mix-
use Building wiht Solar Panels in Dubai
Vertikal Village adalah bangunan tinggi yang dirancang untuk mengurangi
keuntungan dan memaksimalkan produksi surya surya. Untuk mengurangi penetrasi
matahari, di sisi utara dan pada arah timur-barat bangunan ini menggunakan
campuran self-teduh. Agregasi energi matahari dimaksimalkan oleh kolektor surya
di sebelah selatan. Bangunan ini memiliki bentuk sudut futuristik seperti
jaring laba-laba. Gedung ini dimaksudkan untuk mendapatkan Sertifikat Emas
LEED.
Eco-Frendly Tower Design in Singapore

Singapura juga akan memiliki bangunan yang indah tinggi dengan perusahaan EDITT
Tower (Ecological Design in the Tropics). Proyek ini akan dibangun dengan
dukungan finansial dari National University. Desain menara ini terdiri dari 26
lantai dengan panel fotovoltaik. Bangunan pencakar langit akan menggunakan
vegetasi organik untuk membungkus bangunan yang juga berfungsi sebagai
insulator dinding hidup. Proyek ini diambil oleh TRHamzah & Yeang dan
dirancang untuk mengumpulkan air hujan, baik untuk irigasi tanaman dan
kebutuhannya.
The Reflection Building
Design Kepley Bay di Singapore

Daniel Libeskind telah merancang menara Refleksi di Keppel Bay, Singapura.
Menara yang terletak di pintu masuk ke pelabuhan Singapura Keppel bersejarah.
Rancangan proyek duduk sekitar 84.000 meter persegi tanah dengan luas garis
pantai 750 meter.
Pengembangan tepi laut ini terdiri dari enam menara bertingkat tinggi, beberapa
dihubungkan oleh skybridges, dan luas low-rise villa. Kompleks bangunan ini
menampung 1.129 unit rumah. Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan interaksi
dengan laut dan panorama indah sekitarnya termasuk mount faber, lapangan golf
club Keppel, Labrador Park, sentosa dan resor terpadu kota mendatang.
The Design of Saudi Arabia Pavilion di Sanghai (World Expo 2010)

Proyek ini merupakan kombinasi dari desainer Cina dan Saudi. Saudi Arabia
Pavilion untuk Shanghai World Expo 2010 ini dirancang untuk menjadi duplikasi
Arab Saudi. Desain paviliun melakukan "perahu bulan" bentuk yang dikelilingi
oleh padang pasir dan laut. Ada 150 kurma sekarang ditanam di paviliun. Sebuah
layar IMAX besar menjadi daya tarik utama dengan 1600 meter persegi dalam
jumlah besar. Layar ini akan menyajikan film pendek.
The Design of Fake Hill
Residential Building di China
Pertumbuhan penduduk
China yang cepat kebutuhan ketersediaan ekonomis perumahan. Ini di bawah proyek
konstruksi merupakan salah satu solusi inovatif arsitektur. Bukit Fake
merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak di situs tepi laut di Beihai,
China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan, kantor dan fasilitas hotel di
luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan situs 109.203 meter persegi.
Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di berbagai puncaknya 106-194 m.
Desain bangunan didasarkan pada dua tipologi untuk pembangunan perumahan, yaitu
naik gedung tinggi dan panjang blok low rise. Sama seperti bentuk bukit, bentuk
ini diwakili situs topologi dan juga untuk memaksimalkan pemandangan. Ini akan
membangun landmark telah mengubah obsesi arsitektur tradisional Cina dengan
alam dengan menciptakan sebuah struktur yang menjadi bentuk alami buatan
manusia itu sendiri. Design by MAD.